seseorang dibalik kerudung ungu

Foto saya
aku adalah aku sampai tiba waktuku tak ada seorangpun kan tahu........

Kamis, 24 November 2022

Sudut terpurukku...

 Dulu, kupikir aku akan berada di sudut terbaikku melihatmu, nyatanya tidak... Aku melihatmu dari sudut terpurukku. I'm not happy like you. Kehidupan berjalan tak sebagaimana mestinya, dan tak ada yang peduli. Langitmu lebih biru dan lautmu lebih tenang, tak seperti aku. Setidaknya aku punya alasan untuk bahagia, melihatmu bahagia meski di sudut terpurukku.

Kamis, 15 Agustus 2013

hide...

bahkan keajaiban pun butuh waktu, hanya saja aku terlalu letih tuk menunggu, dan disini aku tak menunggu apapun, bahkan tidak pula pagi. disini hanya ada rumput liar dan berbagai tanaman yang tumbuh tak terurus namun kadang berbunga indah, pohon kelapa jenjang yang meliuk-liuk ketika diterpa angin, berbagai jenis serangga dan reptil, burung, sapi, kucing, ayam...entahlah, jika kubilang hidup di tempat seperti ini menenangkan, mungkin bagi yang lain ini hanya alibi untuk menyembunyikan diri dari hiruk pikuk dunia, menyembunyikan diri dari dirimu.

Kamis, 18 Juli 2013

Chingu sarang


malam semakin larut, “waltz in sorrow” terngiang jelas dari earphone mengiringi langkah tak jelas kita dan aku masih saja mengamati punggungmu…seperti selalu, berjalan dibelakangmu melewati jalanan penuh genangan air berwarna keperakan karna pantulan lampu jalan, berusaha membaca isi pikiranmu dari balik punggungmu, kadang kupikir seharusnya aku berlari memelukmu, mungkin bisa menjawab segalanya……
kita menyusuri jembatan di pinggir laut, kau tak pernah menggenggam tanganku, entah apa yang kita cari, entah apa yang kau pikirkan… mungkin jawaban akan perasaan kita masing-masing, aneh, Kita bukanlah sepasang kekasih, tapi kita tak juga terpisah, entah bodoh atau tak peka, aku tak pernah menyadarinya,  yang selalu kuingat darimu, hanyalah…kau selalu tersenyum menungguku di depan kelas saat kita masih berseragam abu-abu. Dan kini… setelah terpisah bertahun lamanya, kau masih memiliki senyum yang sama, waktu tak berarti bagi kita, entah kehidupan seperti apa yang telah kau jalani, entah pula kepedihan apa yang telah kualami, sekalipun seluruh isi dunia berubah, kita adalah pengecualian… sesaat kupikir seorang malaikat sedang berdiri dihadapanku, dikirimkan Tuhan sebagai penghibur bagiku… bagaimana mungkin aku sanggup meninggalkanmu sekalipun suatu saat nanti menghilang dari hidupmu mungkin akan menjadi keharusan?
Kala itu, gelapnya malam tak menghalangi kita menghirup aroma laut, kau tampak seperti seorang kekasih impian yang keluar dari lembaran komik yang sering kubaca saat remaja, entah berapa kali harus kutepis pikiran-pikiran bahwa kau terlalu sempurna untuk kumiliki…ini tak mungkin, aku tak seberuntung itu. Kau mulai menceritakan impian-impianmu, kusimak kata demi kata, berharap aku ada didalamnya, ini pikiran paling liar… karna untuk pertama kalinya, aku melihatmu sebagai seorang laki-laki, kau bukanlah seorang remaja belasan tahun yang selalu menemaniku jalan kaki sepulang sekolah, menungguku mengikat tali sepatu, membagi rotinya untukku, membuatkan PR untukku, bukan pula seseorang yang menangis di ruang UKS yang kuhapus airmatanya, bukan lagi, kau tumbuh dengan baik, menjadi pemuda tampan dengan senyuman hangat dan perangai bak malaikat, tak seperti aku yang tak sepolos dulu… yang kadang tak punya hati. Terlampau naif jika aku mulai menginginkanmu.
Dimanapun kau berada, kadang kau kirimkan gambar laut, langit, gunung… padaku, seakan kau ingin aku merasakan aroma ditempatmu berada. Kupikir… kau menempatkanku diposisi yang sulit, bagaimana jika nanti… aku tak rela melepasmu? Bagaimana jika nanti... aku tak sanggup hadir di upacara pernikahanmu? Bagaimana jika nanti kita terlampau terlambat? harusnya kau jangan terlalu baik padaku, Aku kehilangan kemampuan memilah-milah cinta dan persahabatan, tak mampu lagi menjabarkan defenisi cinta… apa itu? Pertanyaan yang paling sulit kujawab, adalah suara hati sendiri. Yang kutahu, aku terlalu terbiasa bersamamu. Yang kutahu, kau selalu ada. yang kutahu, kaulah, sahabat… yang paling kucinta.  


Haruskah aku menyerah atas nama persahabatan?

Kamis, 06 Juni 2013

seharusnya dia......

siapa yang paling mencintai?
untuk kesekiannya aku bertanya..entah pada siapa, langit-langit di kamarku mungkin sudah bosan mendengarnya.... aku mungkin terlalu sering nonton drama, saking indahnya cinta dalam benakku, hingga tak ada yang bisa memenuhi inginku akan defenisi cinta......
apa itu cinta?
apakah ketika seseorang dalam derasnya hujan membawakan obat-obatan ketika aku sakit? ataukah ketika seseorang menulis puisi dengan kata-kata yang indah? ketika seseorang memakaikan jaketnya ketika aku kedinginan? ataukah seseorang yang menungguku di depan kelas hanya untuk makan di kantin sama-sama?  ketika seseorang memelukku hangat atau mencium keningku disaat aku tertidur?
tak mungkin dari seseorang yang pernah mengulurkan tangannya untuk kuraih, tapi begitu aku ingin menggenggamnya, dia lantas pergi... tak mungkin itu cinta..

 entahlah.... aku kehilangan pemahaman, hatiku membeku, untuk merasa lagi terasa begitu sulit....

apa itu cinta?
mungkinkah seseorang yang bahkan tak pernah menyentuh jemariku? yang kenyataannya dia yang selalu ada.... menungguku mengikat tali sepatu, menemaniku jalan kaki kemana saja, seseorang yang tak sungkan memperlihatkan airmatanya di hadapanku... entahlah.... jika seperti itu, yang kuingat hanyalah seseorang yang bahkan tak pernah kusebut kekasih, dia terlalu mengenalku, kita tumbuh bersama...makan dari piring yang sama, minum dari gelas yang sama, bahkan wajahnya yang paling banyak menghias album foto kusam berdebu yang kusimpan di rak paling bawah, hanya saja, hidupnya teramat menyenangkan, sementara aku tak jarang menemui kerikil di sepanjang perjalananku..kita punya mimpi yang sama,.hingga saat kita terpisah, tak jarang dia menuliskan surat yang panjang untukku, isinya menceritakan hidupnya, apa yang dia temui, dijadikannya hidupnya kaca bagiku.... sayangnya, dia tak pernah bertanya apa yang telah kualami.... dia membiarkan orang lain menyentuh hatiku, dia tak pernah tau, airmataku teramat sering kutitikkan untuk yang lain...  padahal, dia yang selalu ada... yang senyumannya menentramkan hatiku, dimanapun dia berada... dia selalu menyapaku... mungkinkah dia? seharusnya dia... kini aku berharap itu dia....  hanya saja, terlalu naif jika kubiarkan dia masuk di kehidupanku yang teramat rumit, kehidupan yang dibentengi tembok tinggi mengurungku menjadi perempuan yang sendirian namun tak merasa kesepian...

jika dialah cinta, sekalipun terpisah... aku tak akan pernah melupakannya.


Senin, 25 Maret 2013

Letter to Mr. Right ( V )

Dear Mr. Right....
maafkan aku yang lama tak menulis surat untukmu, bukan tak mau, rutinitas mengikat jemariku... dan diriku mulai kehilangan inspirasi, hatiku tak lagi merasa dan intuisiku membeku.... kesibukan mengubahku serupa robot... perempuan yang bekerja siang dan malam demi mengejar impian yang bisa terbeli dengan uang, aku berusaha mewujudkan impian yang seharusnya diwujudkan dua orang.....dua orang pasangan kekasih.

malam ini kutemukan laptop nganggur,  kupikir daripada menuliskan surat di kaki burung camar atau pesan dalam botol, rasanya menulis disini lebih masuk akal.



Dear Mr. Right....
aku mulai kehilangan semangat menunggumu, kurasa... kau memang tak akan pernah datang... sementara kekasihku mulai menemukan kebahagiaannya, tidakkah ini terlampaui tidak adil untukku? sekalipun demikian... aku tak menampik takdir, Tuhanku tak menempatkanku disampingnya, tapi dibelakangnya...lebih gelap dari bayangannya, namun lebih menyerupainya... sepertinya Tuhan mengizinkanku mengikutinya, kemanapun...tanpa sepengetahuannya... bukankah ini menarik?


Mr. Right.....
mengapa cinta menjadi sepilu ini? kuhabiskan waktu luangku dengan usaha memantaskan diri untukmu...apakah ini aneh? kuubah tanganku yang terbiasa merawat pasien menjadi tangan yang sanggup mengubah tepung menjadi roti..... berharap suatu saat kau akan makan dari tangan ini.... 

kadang kupikir kau sangat keterlaluan, kau terlalu lama membiarkan aku mengizinkan laki-laki yang tak pernah benar-benar mencintaiku menyentuh hidupku, membuat sekat-sekat dalam hatiku, aku mulai khawatir.... bagaimana jika dia yang kusebut kekasih mengambil alih seluruh ruang  hingga aku dan kau tak bisa saling menemukan, lebih tragis mana.. mencintai dia yang tak mencintaiku ataukah saling mencintai tapi tak bisa bersama?


Rabu, 25 Januari 2012

Padang luas....

Akhir januari....harusnya milikku, awal tahun yang basah... teriknya matahari hanya sebentar lalu hujan menyerang Bumi, mengecup tanah, liar, penuh cinta.
lalu aku masih disini, sudahkah kubilang aku Dandelion yang mengikuti kemanapun angin berhembus? yeah.... setiapkali ditiup angin, aku akan istirahat sejenak di tempat-tempat yang luar biasa...hati seseorang...padang luas dimana aku akan merasa begitu dicintai...entah sejenak atau bertahan lama... tak tahu kapan perjalananku kan terhenti, setiap kali kuyakinkan padang luas itu adalah rumahku, nyatanya bukan... kenyamanan di padang luas tak abadi, entah karena memang bukan diperuntukkan buatku, aku yang tak pernah betah lama disana ataukah padang luas menghempasku kedimensi yang lain karna tak lagi menginginkanku...... entahlah....

Padang luas kali ini, rumputnya hijau segar, hangat, nyaman, mendekapku perlahan namun sedikit hujan saja sanggup membuatnya layu....hmmm,  rupanya padang luas inipun sepertinya akan berhenti....berhenti mengikatku, berhenti mencintaiku. ah, sudahlah...selalu begitu... paling-paling angin utara akan meniupku ke tempat-tampat selanjutnya...meskipun aku telah begitu letih.

rasanya, mencintai di era modern  seperti mampir ke cafe demi cafe hanya untuk menyeruput kopi pahit di malam buta, menikmatinya...lalu beranjak pergi.

yeah, mungkin harusnya seperti itu.....mencintai, menggebu-gebu, lalu lupakan.

Minggu, 08 Januari 2012

Januariku

Malam di Januariku,  takkan kuhabiskan dengan berdiam diri di kamar remang - remang pembawa mimpi buruk...karna kakiku kan terus melangkah ketempat yang mereka bilang arena penembus ruang dan waktu... kusebut ini kebebasan, ketika jemariku tak berhenti torehkan kata demi kata dalam kegalauan yang tak tampak, ada yang ingin mengalir tepat dikerah bajumu jika saja kau mendekapku malam ini...mereka menyebutnya airmata... .muara kesedihan yang tak juga kau mengerti dari tatapanku hari demi hari...  kau bilang, suatu saat....akan ada cinta untukmu disana.

Entri Populer